Daya Saing Daerah : Catatan Pinggir(an)
Saya pernah sampaikan dalam posting yang lain, daya saing (competitiveness) merupakan salah satu kata kunci yang lekat dengan pembangunan ekonomi lokal/daerah. Camagni (2002) mengungkapkan bahwa daya saing daerah kini merupakan salah satu isu sentral, terutama dalam rangka mengamankan stabilitas ketenagakerjaan, dan memanfaatkan integrasi eksternal (kecenderungan global), serta keberlanjutan pertumbuhan kesejahteraan dan kemakmuran lokal/daerah. Seperti juga ditegaskan antara lain oleh Meyer-Stamer (2003) bahwa “LED is about competitiveness – it is about companies thriving in competitive markets and locations thriving in a competitive, globalised world.” [catatan : LED = Local Economic Development]. Daerah (misalnya provinsi, kabupaten/kota) merupakan suatu entitas ekonomi dan sebagai bagian integral dari suatu negara [Indonesia]. Karena itu, dengan analogi terhadap negara, maka daya saing daerah, hingga batas tertentu, pada dasarnya akan memiliki “keserupaan fitur” dengan daya saing negara. Karena itu, definisi daya saing pada tingkatan “negara” seperti yang telah dibahas dapat diterapkan pada daerah sesuai konteksnya. Dengan merujuk kepada pengertian daya saing nasional dari berbagai lembaga, berikut adalah beberapa “alternatif” definisi umum tentang daya saing daerah yang penulis tawarkan: Saya cenderung untuk menyederhanakan bahwa daya saing suatu daerah merupakan kemampuan daerah menciptakan/ mengembangkan dan menawarkan : Jika diilustrasikan, hubungan antara daya saing produk, perusahaan, industri, dan daerah adalah seperti ditunjukkan oleh gambar berikut. Jadi pada dasarnya, produk yang berdaya saing [unggul] hanya akan dihasilkan oleh perusahaan [organisasi] yang berdaya saing [unggul]. Perusahaan atau organisasi yang berdaya saing [unggul] hanya akan berkembang dalam lingkungan industri yang berdaya saing [unggul]. Industri yang berdaya saing [unggul] hanya akan berkembang di lokasi/daerah yang juga berdaya saing [unggul]. Jika pun dalam kenyataannya ada produk perusahaan/industri yang berdaya saing berkembang di ”daerah yang tidak memiliki daya saing,” maka sebenarnya hal demikian lebih merupakan ”pengecualian” semata dan/atau keunggulannya pun sebenarnya tidak berkelanjutan (tidak memiliki sustainable advantage). Catatan :
Yang dimaksud “daerah” dalam hal ini adalah area/wilayah geografis tertentu[1] di dalam suatu negara atau antara beberapa negara. Untuk pengertian yang pertama, maka daerah merupakan bagian integral dari suatu negara. Walaupun prakarsa tentang daya saing daerah berkembang pesat di berbagai negara, pengertian (konsep) tentang ini relatif tidak (belum) banyak dibahas (dibanding dengan jumlah prakarsa itu sendiri).
Diskusi tentang daya saing yang secara eksplisit mengelaborasi definisi/pengertian daya saing daerah memang relatif terbatas. Berikut adalah beberapa definisi tentang daya saing daerah:
Kemampuan daerah untuk menghasilkan nilai tambah secara berhasil dalam persaingan nasional dan/atau internasional, dan dalam waktu bersamaan masyarakat di daerah yang bersangkutan juga menikmati suatu standar hidup yang meningkat dan berkelanjutan.
[1] Bisa dalam pengertian formal yang biasanya terkait batasan administratif/pemerintahan atau terkait dengan pengertian “tatanan” tertentu, misalnya “Jabotabek”.
[2] http://www.worldbank.org/urban/led/step_two_urban_competitiveness.html.
[3] Termasuk investasi dari luar dan talenta yang sesuai dengan potensi terbaik dan karakteristik setempat.
[4] Yaitu kesejahteraan yang semakin tinggi dan semakin adil.
[5] Untuk mencapai pertumbuhan produktivitas dan profitabilitasnya.
Bersambung . . .
6 comments:
Wah.. sepertinya berat nich bahasannya.. seep dech..
Sudah telaten dibaca perhuruf tetep ga' ketemu pikir he.. dasar yach.. okay.. klo' dah ada lanjutannya budhe dikabarin ya..
Makasih..
Saya perlu waktu n konsentrasi buat baca ini pakde...kalo mau bresaing mungkin harus dari manusianya dulu ya pakde...seperti dikaltim inikan daerah kaya..tapi karena banyak yg korup jadi jalan aja banyak yg rusak berat...
Btw Pakde sudah harus bikin buku ini...up..up.. sudah ok banget...
atau jangan2 sudah bikin ya??
Pakde... postingnya panjang yau .... tapi mantabs,
mantap artikelnya
saya bookmark ya..
mantap artikelnya
saya bookmark ya..
Biar semakin muantap diskusinya [mudah2-an tidak bosan], silahkan rajin2 membaca juga di blog Tatang Taufik dan blog Klaster Industri serta blog Weblog Sistem Inovasi .
Semoga bermanfaat. Salam . . .
Posting Komentar